Ilustrasi anak dan ibu. (Getty)
Ilustrasi anak dan ibu. (Getty)
KOMENTAR

GENTLE parenting adalah pendekatan pola asuh yang menekankan empati, komunikasi, dan rasa hormat antara orang tua dan anak. Alih-alih menggunakan hukuman atau otoritas yang ketat, metode ini mengajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka dengan cara yang lembut dan suportif.

Gentle parenting berfokus pada pemahaman emosi anak, membimbing mereka dengan kesabaran, dan membangun hubungan yang kuat antara orang tua dan anak. Ada empat prinsip utama dalam metode ini:

  • Empati – Memahami perasaan dan perspektif anak.
  • Respek – Menghargai anak sebagai individu dengan perasaan dan pendapatnya sendiri.
  • Konsistensi – Memberikan batasan yang jelas tetapi tetap fleksibel.
  • Komunikasi Positif – Menghindari ancaman atau hukuman keras, menggantinya dengan diskusi terbuka.

Meskipun terdengar ideal, gentle parenting memiliki beberapa tantangan:

  • Membutuhkan kesabaran ekstra – Orang tua harus mampu menahan emosi dan tetap tenang saat anak berperilaku sulit.
  • Butuh konsistensi tinggi – Pola asuh ini hanya efektif jika diterapkan secara terus-menerus tanpa inkonsistensi.
  • Tidak langsung terlihat hasilnya – Gentle parenting bukan solusi instan; anak membutuhkan waktu untuk memahami konsep dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Stigma sosial – Beberapa orang mungkin menganggap metode ini "terlalu lembek" dan kurang tegas.

Gentle Parenting, Apakah Selalu Efektif?

Gentle parenting membantu anak mengembangkan kecerdasan emosional, meningkatkan rasa percaya diri, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang tua. Anak yang dibesarkan dengan metode ini cenderung memiliki kontrol diri yang baik dan mampu menghadapi konflik dengan cara yang lebih sehat.

Meskipun banyak kelebihan, ada beberapa pernyataan kontra terhadap gentle parenting meliputi hal-hal berikut ini:

  • Kurang memberi batasan yang tegas – Jika tidak diterapkan dengan baik, anak bisa menjadi kurang disiplin dan sulit memahami aturan.
  • Kurang sesuai dalam situasi tertentu – Tidak semua anak merespons pola asuh ini dengan baik. Beberapa anak mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih tegas.
  • Tantangan dalam budaya yang lebih otoriter – Di beberapa masyarakat, pola asuh ini bisa dianggap kurang efektif dalam mendidik anak agar disiplin dan patuh.

Dikutip dari laman resmi Macalester College, Prof. Annie Pezalla (Macalester College) dan Prof. Alice Davidson (Rollins College) meneliti tentang gentle parenting dan mempublikasikannya di jurnal PLOS One.

Kedua psikolog ini menyatakan bahwa orang tua sering meremehkan ketahanan anak-anak mereka. Orang tua melakukan begitu banyak hal dengan niat terbaik, namun ironisnya, mereka mungkin melakukan tindakan yang merugikan dengan semua perhatian yang berlebihan dan pembicaraan cerdas yang mereka lakukan dengan anak-anak mereka. Ada kalanya, pendekatan gentle parenting mungkin tidak bermanfaat bagi anak-anak sekaligus melelahkan diri orang tua sendiri.

Gentle parenting adalah pendekatan yang membantu membangun hubungan positif antara orang tua dan anak. Namun, penerapannya perlu disesuaikan dengan karakter anak dan situasi keluarga. Bagaimanapun juga, rasanya tidak ada satu metode sempurna yang bisa diterapkan secara saklek dalam pengasuhan anak, karena keseimbangan antara kelembutan dan ketegasan tetaplah penting dalam mendidik anak.




Ini Tanda-tanda Orang Tua Belum Dewasa Secara Emosional

Sebelumnya

Cinta dalam Kesabaran, Upaya Mendekatkan Hubungan Emosional Anak Remaja dan Orang Tua

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting